Selasa, 17 Maret 2015

dayli of physics

selamat datang di blog saya, disini saya akan berbagi suatu peristiwa di kehidupan yang berkaitan dengan ilmu fisika.

fisika merupakan sebuah cabang ilmu yang mempelajari tentang alam. dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak lepas dari peristiwa fisika. contohnya yang akan saya bahas pada postingan kali ini yaitu tentang badai matahari.



           Badai matahari adalah kejadian / event dimana aktivitas Matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME. Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari.
              Solar flare adalah ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi, akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi elektromagnetik energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.
              CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai letupan yang menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona ini, sekitar 2×1011 – 4×1013 kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 – 6×1024 joule. Material ini dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s sampai 2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350 km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan waktu 1-3 hari.
              Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari. Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam jumlah paling banyak di permukaan Matahari. Dan pada saat keaktifan Matahari mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare dan CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan kata lain, saat keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi elektromagnetik energi tinggi.
              Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME, saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.
              Saat partikel-partikel bermuatan dengan energi tinggi mencapai Bumi, ia akan diarahkan oleh medan magnetik Bumi, untuk bergerak sesuai dengan garis-garis medan magnetik Bumi, menuju ke arah kutub utara dan kutub selatan magnetik Bumi. Saat partikel-partikel energetik tersebut berbenturan dengan partikel udara dalam atmosfer Bumi, ia akan menyebabkan partikel udara (terutama nitrogen) terionisasi. Bagi kita yang berada di permukaan Bumi, yang kita amati adalah bentuk seperti tirai-tirai cahaya warna-warni di langit, yang dikenal dengan nama aurora. Aurora ini bisa diamati dari posisi lintang tinggi di sekitar kutub magnetik Bumi (utara dan selatan).
              Peristiwa gangguan besar yang disebabkan oleh badai matahari, yang paling terkenal adalah peristiwa tahun 1859, peristiwa yang dikenal dengan nama Carrington Event. Saat itu, jaringan komunikasi telegraf masih relatif baru tapi sudah luas digunakan. Ketika terjadi badai Matahari tahun 1859, jaringan telegraf seluruh Amerika dan Eropa mati total. Aurora yang biasanya hanya bisa diamati di lintang tinggi, saat itu bahkan bisa diamati sampai di equator.
              Masih ada beberapa contoh peristiwa lain yang berkaitan dengan badai matahari yang terjadi dalam abad ke-20 dan 21:
1.      13 maret 1989: Terjadi CME besar 4 hari sebelumnya. Badai geomagnetik menghasilkan arus listrik induksi eksesif hingga ribuan ampere pada sistem interkoneksi kelistrikan Ontario Hydro (Canada). Arus induksi eksesif ini menyebabkan sejumlah trafo terbakar. Akibat dari terbakarnya trafo tsb, jaringan listrik di seluruh Quebec (Canada) putus selama 9 jam. Guncangan magnetik badai sekitar seperempat Carrington event, (sekitar 400 nT). Aurora teramati sampai di Texas
2.      Januari 1994 : 2 buah satelit komunikasi Anik milik Canada rusak akibat digempur elektron-elektron energetik dari Matahari. Satu satelit bisa segera pulih dalam waktu beberapa jam, namun satelit lainnya baru bisa dipulihkan 6 bulan kemudian. Total kerugian akibat lumpuhnya satelit ini disebut mencapai US $ 50 – 70 juta.
3.      November 2003 : Mengganggu kinerja instrumen WAAS berbasis GPS milik FAA AS selama 30 jam.
4.      Januari 2005: Berpotensi mengakibatkan black-out di frekuensi HF radio pesawat, sehingga penerbangan United Airlines 26 terpaksa dialihkan menghindari rute polar (kutub) yang biasa dilaluinya.


SUMBER : http://pakarinfo.blogspot.com/2012/01/pengertian-badai-matahari-dan-dampaknya.html

sekian postingan saya kali ini, semoga bermanfaat.. :)

Rabu, 12 Maret 2014

mengembalikan partisi hilang/terhapus/free space

setelah mencoba berbagai cara, akhirnya saya menemukan sebuah cara untuk mengembalikan partisi yang sudah terhapus/hilang..
senjata yang diperlukan adalah MiniTool Partition Wizard Home Edition. download dulu software tersebut kemudian instal & jalankan software tersebut...
langkah pertama yaitu dengan meng-klik "disk" kemudian pilih "partition recovery".
langkah berikutnya pilih "Scanning Range" ( terserah pilih yang mana ), selanjutnya klik "next"

 selanjutnya pada Scanning Method, terserah pilih yang mana, kemudian klik "next"
Setelah proses scanning selesai, pilih partisi yang anda inginkan, kemudian klik "Finish".
demikianlah sekilas info buat teman-teman semua, semoga bermanfaat,,, :)

Jumat, 31 Januari 2014

masalah dalam pendidikan fisika



MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA
            Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam dan menjelaskan bagaimana gejala tersebut terjadi. Pelajaran fisika merupakan pelajaran yang tidak hanya menghafal teori dan rumus, melainkan pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsep fisika. Banyak siswa yang dapat menghafal teori dan rumus, tetapi tidak dapat menyelesaikan sebuah permasalahan. Hal ini karena pemahaman konsep merupakan hal yang sangat penting yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran fisika.
            Lemahanya pemahaman kosep siswa dalam pelajaran fisika dikarenakan siswa lebih cendrung pasif selama pembelajaran dikelas. Siswa tidak dapat mengembangkan pemikiran dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah selama belajar karena keterampilan berpikir akan berhubungan langsung keterampilan siswa dalam penyelesaian masalah.
Dalam beberapa penelitian, siswa yang pasif selama proses belajar dikelas khususnya pelajaran fisika disebabkan oleh cara guru mengajar. kebanyakan yang ditemui, guru hanya memfokuskan pada teori dan rumus sehingga siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan.
Pada dasarnya pelajran fisika tidaklah begitu sulit seperti apa yang ada dipikiran siswa, melainkan karena cara dan metode yang diterapkan oleh guru dalam mengajar kurang tepat sehingga pelajaran fisika seolah-olah pelajar yang begitu sulit dan menakutkan.
            Keterkaitan antara teknik yang digunakan guru dengan minat belajar juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (dalam Simatupang dan Elvita, 2008:2) bahwa cara mengajar yang menggunakan teknik yang beraneka warna, disertai dengan pengertian yang mendalam dari pihak guru memperbesar minat belajar siswa dan akan mempertinggi hasil belajar siswa. Dengan demikian salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah penggunaan media pembelajaran dan mengkaitkannya dalam pembelajaran fisika. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2004:15).
            Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu media yang dapat digunakan yaitu melalui media kartun. Kebanyakan siswa yang menggemari kartun akan lebih mudah untuk mencerna apa yang dilihat melalui gambar-gambar yang menarik dan lucu. Hal ini akan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam pelajaran fisika jika menggunakan media kartun ini. Dengan begitu siswa akan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep fisika dan hasil belajar yang diharapkan akan tercapai.
            Dalam tulisan ini, penulis mengacu pada sebuah jurnal yang bejudul “penggunaan model pembelajaran creative problem solving disertai kartun fisika pada pembelajaran fisika di SMP” yang ditulis oleh I ketut mahardika dkk. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas (Pepkin, 2004:1). Metode ini diharapkan mampu untuk mengembangkan pemikiran dan kreativitas siswa dalam belajar.
            Pembelajaran model CPS yang memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui siswa selama dalam proses pembelajaran yang meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan pemilihan serta implementasi. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tidak hanya mendengarkan dan mencatat. Bertanya pada teman saat diskusi, mengemukakan pendapat, dan aktivitas lain baik secara mental, fisik, dan sosial sehingga siswa dapat menggunakan berbagai cara dengan daya kreatif mereka untuk memecahkan masalah tersebut.
            Penellitian tentang penggunaan CPS ini dilakukan oleh I ketut mahardika dkk yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Banyuwangi. Dari penelitiannya, didapatkan hasil antara lain:
            Data diatas menunjukkan bagaimana hasil dari penggunaan metode creative problem solving ( CPS ) disertai kartun fisika yang diterapkan pada penelitian tersebut. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas model Creative Problem Solving (CPS) disertai LKS kartun fisika dengan kelas tanpa model Creative Problem Solving (CPS) disertai LKS kartun fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Banyuwangi tahun ajaran 2012/2013.
            Penggunaan metode ini jelas mepunyai pengaruh terhadap peningkatan pemecahan masalah pada siswa yang semula siswa sulit dalam pemecahan masalah sekarang menjadi lebih mudah. Selain itu, aktivitas siswa dalam pelajaran fisika dikelas menjadi lebih aktif  dan tentunya siswa akan lebih menggemari pelajaran fisika.
            Metode ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengajar khususnya mata pelajaran fisika dan kualitas siswa dalam fisika akan menjadi lebih baik.

Rabu, 04 Desember 2013

analisis jurnal



International Education Journal, 2007, 8(1), 40-63.
ISSN 1443-1475 © 2007 Shannon Research Press.

 Prospective teachers’ misconceptions about the atomic structure in the context of electrification by friction and an activity in order to remedy them

 Mustafa Sarikaya
Faculty of Education, Gazi University, Turkey sarikaya@gazi.edu.tr

            Pendidik sains umumnya sepakat pada gagasan bahwa konsep yang membantu dalam pemahaman tentang atom dan molekul merupakan dasar dari ilmu pendidikan karena pembelajaran konsep-konsep lain seperti ikatan kimia, ion, negara materi, jumlah materi, listrik, reaksi kimia , panas, suhu, dilatasi, cahaya, difusi, unsur-unsur, senyawa, campuran, osmosis, melarutkan, kinetika kimia, kesetimbangan kimia, efek dari tekanan dan suhu pada gas yang mungkin hanya dengan pemahaman konsep atom dan molekul (Griffiths dan Preston , 1992; Nakhleh, 1992). Dari sudut pandang ini, pendidikan sains penelitian difokuskan pada konsep bahwa siswa dalam pendidikan pra-universitas memiliki pemahaman atom dan molekul, dalam konteks sifat partikel materi.
            Dalam 40 atau 45 tahun terakhir, hasil penelitian telah menunjukkan bahwa siswa dari segala usia mengalami miskonsepsi tentang konsep ilmu dasar, terlepas dari mana mereka berada di bumi. Peran pendidik adalah untuk mengajarkan kebenaran, dan untuk memperbaiki miskonsepsi yang siswa miliki. Karena pendidik di perguruan tinggi tidak bisa mencapai masing-masing sekolah atau kelas, jadi guru yang harus melakukannya. Remediasi miskonsepsi siswa hanya mungkin dilakukan oleh guru yang dilatih dengan baik dan terbebas dari miskonsepsi. Untuk alasan ini, penting untuk menyelidiki apakah calon guru mengalami miskonsepsi atau tidak
Masalah penelitian
1.      Bagaimana pemahaman siswa tentang atom dan molekul,
2.      Bagaimana pemahaman guru tentang atom dan molekul, dan
3.      Apakah terjadi miskonsepsi pada siswa dan guru tentang atom dan molekul.
Metode
            Penelitian ini melibatkan 345 siswa dalam tiga tahun akademik PSTEPFC. Para siswa (PTS) di PSTEPFCP itu dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu ilmuwan pasti, (BS) (orang dalam fisika, (Ps), kimia, (Cs), biologi, (B) dan matematika, (Ms) dan kelompok kedua yaitu ilmuwan sosial, (SSS) (orang dalam sejarah, geografi, Turki, Inggris, Perancis, Jerman, sosiologi, psikologi, filsafat, pendidikan jasmani dan ilmu pendidikan). Selama pendidikan universitas, Ms mempelajari fisika dasar dan lainnya BS belajar fisika dan kimia dan kursus biologi, tetapi SSS tidak belajar program apapun dalam ilmu-ilmu dasar. namun, semua siswa telah mengambil kursus ilmu lima tahun di sekolah dasar dan menengah dan mempelajari fisika, kimia dan biologi selama tiga tahun selama pendidikan sekolah menengah mereka.
Penelitian ini melibatkan dua sampel dan diberikan dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi 177 PTS (103 BS: 17 Ps, 21 Cs, 36 B dan 29 Ms, dan 74 SSS). Kelompok pertama di mana miskonsepsi diidentifikasi disebut 'kelompok identifikasi. "Tahap kedua meliputi 169 PTS, dan dalam tahap ini, miskonsepsi mengenai efektivitas MAS diperiksa dalam dua kelompok: kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok eksperimen dan kontrol termasuk 85 PTS (48 BS: 8 Ps, 8 Cs, 16 B dan 16 Ms, dan 37 SSS) dan (47 BS: 10 Ps, 8 Cs, 18 B dan 11 Ms, dan 37 SSS), masing-masing. Kelompok-kelompok dibentuk oleh direksi PSTEPFCP dan masing-masing dari mereka dipilih secara acak baik sebagai percobaan atau kelompok kontrol oleh peneliti.
Hasil temuan dan kesimpulan
Bentuk miskonsepsi yang berhasil ditemukan dalam penelitian ini antara lain:
1.      Elektrifikasi oleh gesekan yang disebabkan oleh tfansfer proton.
2.      Nomor atom dapat diubah dengan menggosok benda bersama-sama.
3.      Setiap elemen dapat dibuat dari elemen lain dengan menggosok benda bersama-sama.
4.      Energi nuklir dapat dihasilkan dengan menggosok benda bersama-sama.
5.      Energi nuklir mengikat cukup rendah untuk membagi inti.
6.      Inti atom dapat dibagi dengan menggosok benda bersama-sama.
7.      Unit terkecil dari materi adalah proton dan elektron daripada atom atau molekul.
8.      Sebuah atom terdiri dari bidang listrik positif dengan elektron negatif di dalamnya.
Komentar
Penelitian ini cukup baik karena melibatkan sampel yang besar dan mencakup semua ilmu pengetahuan. Metode  penelitian juga cukup baik dengan membagi beberapa kelompok dalam belajar.
Pertanyaan
Apakah yang terjadi pada proses pembelajaran ketika seorang guru mengalami miskonsepsi?
Bagaimana perbedaan tingkat miskonsepsi siswa setelah dan sebelum pembelajaran?
Bagaimana cara mengatasi miskonsepsi yang terjadi?



contoh membuat biodata diri



BIODATA

NAMA                                    : RIZAL
TTL                                         : SETINGGAK, 19 APRIL 1994
ALAMAT                               : JL. NIRBAYA KOTA BARU NO. 27
NO. TELP/HP                                    : 08967543xxxx
JENIS KELAMIN                 : LAKI – LAKI
UMUR                                    : 19 TAHUN
STATUS                                 : BELUM MENIKAH
AGAMA                                 : ISLAM
PEKERJAAN                         : MAHASISWA
INDEKS PRESTASI             : 3.04
RIWAYAT PENDIDIKAN  : - SDN 13 SETINGGAK
                                                  - SMPN 03 PALOH
                                                  - SMAN 01 PALOH
                                                  - PRODI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNTAN