MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA
Fisika adalah ilmu yang mempelajari
tentang gejala-gejala alam dan menjelaskan bagaimana gejala tersebut terjadi. Pelajaran
fisika merupakan pelajaran yang tidak hanya menghafal teori dan rumus,
melainkan pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsep fisika. Banyak siswa
yang dapat menghafal teori dan rumus, tetapi tidak dapat menyelesaikan sebuah
permasalahan. Hal ini karena pemahaman konsep merupakan hal yang sangat penting
yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran fisika.
Lemahanya pemahaman kosep siswa
dalam pelajaran fisika dikarenakan siswa lebih cendrung pasif selama
pembelajaran dikelas. Siswa tidak dapat mengembangkan pemikiran dan kreativitas
dalam menyelesaikan masalah selama belajar karena keterampilan berpikir akan
berhubungan langsung keterampilan siswa dalam penyelesaian masalah.
Dalam
beberapa penelitian, siswa yang pasif selama proses belajar dikelas khususnya pelajaran
fisika disebabkan oleh cara guru mengajar. kebanyakan yang ditemui, guru hanya
memfokuskan pada teori dan rumus sehingga siswa beranggapan bahwa pelajaran
fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan.
Pada
dasarnya pelajran fisika tidaklah begitu sulit seperti apa yang ada dipikiran
siswa, melainkan karena cara dan metode yang diterapkan oleh guru dalam
mengajar kurang tepat sehingga pelajaran fisika seolah-olah pelajar yang begitu
sulit dan menakutkan.
Keterkaitan antara teknik yang digunakan
guru dengan minat belajar juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (dalam Simatupang dan Elvita,
2008:2) bahwa cara mengajar yang menggunakan teknik yang beraneka warna,
disertai dengan pengertian yang mendalam dari pihak guru memperbesar minat
belajar siswa dan akan mempertinggi hasil belajar siswa. Dengan demikian salah
satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah penggunaan media pembelajaran dan
mengkaitkannya dalam pembelajaran fisika. Pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2004:15).
Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu media yang
dapat digunakan yaitu melalui media kartun. Kebanyakan siswa yang menggemari
kartun akan lebih mudah untuk mencerna apa yang dilihat melalui gambar-gambar
yang menarik dan lucu. Hal ini akan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam
pelajaran fisika jika menggunakan media kartun ini. Dengan begitu siswa akan
lebih mudah dalam memahami konsep-konsep fisika dan hasil belajar yang
diharapkan akan tercapai.
Dalam tulisan ini, penulis mengacu pada sebuah jurnal
yang bejudul “penggunaan model
pembelajaran creative problem solving disertai
kartun fisika pada pembelajaran fisika di SMP” yang ditulis oleh I ketut
mahardika dkk. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran
yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan
penguatan kreatifitas (Pepkin, 2004:1). Metode ini diharapkan mampu untuk
mengembangkan pemikiran dan kreativitas siswa dalam belajar.
Pembelajaran model CPS yang memiliki beberapa tahapan
yang harus dilalui siswa selama dalam proses pembelajaran yang meliputi klarifikasi
masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan pemilihan serta implementasi.
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tidak hanya mendengarkan
dan mencatat. Bertanya pada teman saat diskusi, mengemukakan pendapat, dan
aktivitas lain baik secara mental, fisik, dan sosial sehingga siswa dapat
menggunakan berbagai cara dengan daya kreatif mereka untuk memecahkan masalah
tersebut.
Penellitian tentang penggunaan CPS ini dilakukan oleh I
ketut mahardika dkk yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Banyuwangi. Dari
penelitiannya, didapatkan hasil antara lain:
Data diatas menunjukkan bagaimana
hasil dari penggunaan metode creative problem solving ( CPS ) disertai kartun
fisika yang diterapkan pada penelitian tersebut. Berdasarkan hasil tersebut
dapat diketahui bahwa Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara
kelas model Creative Problem Solving (CPS) disertai LKS kartun
fisika dengan kelas tanpa model Creative Problem Solving (CPS)
disertai LKS kartun fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Banyuwangi tahun
ajaran 2012/2013.
Penggunaan metode ini jelas mepunyai
pengaruh terhadap peningkatan pemecahan masalah pada siswa yang semula siswa
sulit dalam pemecahan masalah sekarang menjadi lebih mudah. Selain itu,
aktivitas siswa dalam pelajaran fisika dikelas menjadi lebih aktif dan tentunya siswa akan lebih menggemari
pelajaran fisika.
Metode ini diharapkan dapat membantu
guru dalam mengajar khususnya mata pelajaran fisika dan kualitas siswa dalam
fisika akan menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar