Jumat, 31 Januari 2014

masalah dalam pendidikan fisika



MASALAH PEMBELAJARAN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA
            Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam dan menjelaskan bagaimana gejala tersebut terjadi. Pelajaran fisika merupakan pelajaran yang tidak hanya menghafal teori dan rumus, melainkan pemahaman yang mendalam mengenai konsep-konsep fisika. Banyak siswa yang dapat menghafal teori dan rumus, tetapi tidak dapat menyelesaikan sebuah permasalahan. Hal ini karena pemahaman konsep merupakan hal yang sangat penting yang harus dikuasai siswa dalam pelajaran fisika.
            Lemahanya pemahaman kosep siswa dalam pelajaran fisika dikarenakan siswa lebih cendrung pasif selama pembelajaran dikelas. Siswa tidak dapat mengembangkan pemikiran dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah selama belajar karena keterampilan berpikir akan berhubungan langsung keterampilan siswa dalam penyelesaian masalah.
Dalam beberapa penelitian, siswa yang pasif selama proses belajar dikelas khususnya pelajaran fisika disebabkan oleh cara guru mengajar. kebanyakan yang ditemui, guru hanya memfokuskan pada teori dan rumus sehingga siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan.
Pada dasarnya pelajran fisika tidaklah begitu sulit seperti apa yang ada dipikiran siswa, melainkan karena cara dan metode yang diterapkan oleh guru dalam mengajar kurang tepat sehingga pelajaran fisika seolah-olah pelajar yang begitu sulit dan menakutkan.
            Keterkaitan antara teknik yang digunakan guru dengan minat belajar juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Surakhmad (dalam Simatupang dan Elvita, 2008:2) bahwa cara mengajar yang menggunakan teknik yang beraneka warna, disertai dengan pengertian yang mendalam dari pihak guru memperbesar minat belajar siswa dan akan mempertinggi hasil belajar siswa. Dengan demikian salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah penggunaan media pembelajaran dan mengkaitkannya dalam pembelajaran fisika. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2004:15).
            Berdasarkan hal tersebut, maka salah satu media yang dapat digunakan yaitu melalui media kartun. Kebanyakan siswa yang menggemari kartun akan lebih mudah untuk mencerna apa yang dilihat melalui gambar-gambar yang menarik dan lucu. Hal ini akan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam pelajaran fisika jika menggunakan media kartun ini. Dengan begitu siswa akan lebih mudah dalam memahami konsep-konsep fisika dan hasil belajar yang diharapkan akan tercapai.
            Dalam tulisan ini, penulis mengacu pada sebuah jurnal yang bejudul “penggunaan model pembelajaran creative problem solving disertai kartun fisika pada pembelajaran fisika di SMP” yang ditulis oleh I ketut mahardika dkk. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas (Pepkin, 2004:1). Metode ini diharapkan mampu untuk mengembangkan pemikiran dan kreativitas siswa dalam belajar.
            Pembelajaran model CPS yang memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui siswa selama dalam proses pembelajaran yang meliputi klarifikasi masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan pemilihan serta implementasi. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tidak hanya mendengarkan dan mencatat. Bertanya pada teman saat diskusi, mengemukakan pendapat, dan aktivitas lain baik secara mental, fisik, dan sosial sehingga siswa dapat menggunakan berbagai cara dengan daya kreatif mereka untuk memecahkan masalah tersebut.
            Penellitian tentang penggunaan CPS ini dilakukan oleh I ketut mahardika dkk yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Banyuwangi. Dari penelitiannya, didapatkan hasil antara lain:
            Data diatas menunjukkan bagaimana hasil dari penggunaan metode creative problem solving ( CPS ) disertai kartun fisika yang diterapkan pada penelitian tersebut. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara kelas model Creative Problem Solving (CPS) disertai LKS kartun fisika dengan kelas tanpa model Creative Problem Solving (CPS) disertai LKS kartun fisika pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Banyuwangi tahun ajaran 2012/2013.
            Penggunaan metode ini jelas mepunyai pengaruh terhadap peningkatan pemecahan masalah pada siswa yang semula siswa sulit dalam pemecahan masalah sekarang menjadi lebih mudah. Selain itu, aktivitas siswa dalam pelajaran fisika dikelas menjadi lebih aktif  dan tentunya siswa akan lebih menggemari pelajaran fisika.
            Metode ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengajar khususnya mata pelajaran fisika dan kualitas siswa dalam fisika akan menjadi lebih baik.